ASUHAN
KEPERAWATAN DENGAN DHF PADA TN.A DI RUANG INAP LAKI – LAKI PUSKESMAS PAMULANG,
TAHUN 2014

Nama
: Yuni Sartika
Kelas / jurusan
: XII
keperawatan 1
SMK KESEHATAN SASMITA JAYA 1
Jl. Surya Kencana No.2 Pamulang Barat – Tangerang
LEMBAR PENGESAHAN
YANG
BERJUDUL :
Asuhan
Keperawatan Dengan ini telah disetujui dan di sahkan oleh guru
Pembimbing
pada:
Hari/
Tanggal :
Dan
untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti Ujian Nasional (UN)
Tahun
Ajaran (2014 – 2015)
Ka. Prodi Kesehatan
Pembimbing
(
Ns. Neni Sriwahyuni, S.Kep) ( Dian Rosnurmila, S.St )
Kepala
Sekolah
(
Drs. Aser Simamora, MM )
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanirrohiim
Assalamu’alaikum
Warohmatullohi Wabarokatuh
Puji
syukur saya panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata’ala, karena berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan dengan DHF (dengue heart fever) pada
Tn.A di Ruang inap laki - laki Puskesmas Pamulang, Tahun 2014. Makalah ini
dianjurkan guna memenuhi tugas Praktek Belajar Lapangan. Saya mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat
diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karna itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi
masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Dan saya mengucapkan banyak terima kasih kepada
:
1) Pembimbing
Lahan PUSKESMAS Pamulang : Bapak Purwanto
2) Kepala
Sekolah SMK Kesehatan Sasmita Jaya 1 : Drs.
Aser Simamora, MM
3) Guru Pembimbing : Dian Rosnurmila, S.St
4) Wali kelas keperawatan 1 : Ns. Neni Sriwahyuni,
S.Kep
Akhir kata, saya berharap semoga karya tulis ilmiah
ini dapat berguna bagi para pembaca dalam mewujudkan bidang keperawatan untuk
saat ini maupun masa yang akan datang.
Semoga Allah swt senantiasa menjadi penolong bagi
kita, sehingga amalan yang kita perbuat menjadi tabungan di akirat kelak, Amin.
Wassalamu’alaikum Warrohmatullohi Wabarokatu.
Tangerang, Agustus 2014
Penulis
Daftar isi
Lembar Pengesahan
..............................................................................................
Kata Pengantar
......................................................................................................
Daftar Isi ................................................................................................................
Daftar Isi ................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
......................................................................................
a. Latar Belakang ..............................................................................................
b. Tujuan Penulisan
...........................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI ..................................................................................
a.
Definisi
..........................................................................................................
b. Etiologi
..........................................................................................................
c. Tanda Dan Gejala
..........................................................................................
d. Komplikasi
....................................................................................................
BAB III TINJAUAN KASUS
...............................................................................
a.
Asuhan Keperawatan DHF..............................................
b. Pengkajian .....................................................................................................
c. Diagnosa
Keperawatan
.................................................................................
d.
Perencanaan....................................................................................................
e.
Tindakan Keperawatan
.................................................................................
f. Evaluasi
.........................................................................................................
BAB IV KESIMPULAN DAN EVALUASI
........................................................
a. Uraian Masalah
....................................................................................................
b. Intisari Masalah
...............................................................................................................
c. Saran ………………..................................................................................................
d. Daftar Pustaka…….
Bab I
Pendahuluan
a.
Latar
belakang
Demam
berdarah merupakan masalah utama penyakit menular di belahan dunia. Selama satu
dekade angka kejadian atau incidence rate
(IR) DBD meningkat di selruh belahan dunia. Diperkirakan 50 juta orang
terinfeksi DBD tiap tahunnya 2,5 milyar (1/5 penduduk dunia) orang tinggal di
daerah endemik DBD.
World Health Organization
(WHO), melaporkan sebanyak 2.5 miliar
orang mempunyai resiko terinfeksi dengue, dengan estimasi sebanyak 50 juta
kasus infeksi dengue di seluruh dunia tiap tahun. Dengue ini endemik di lebih
dari 100 negara di Afrika, Amerika, Mediterranean Timur, Asia Tenggara, dan
Pasifik Barat.
Di
Indonesia, DBD pertama kali ditemukan di Surabaya pada tahun 1968. Penyebaran
penyakit ini ke seluruh wilayah Indonesia terjadi pada tahun 1997 dengan
insidens rate mencapai 13.45% per 100,000 penduduk (Kusriantuti, dkk, 2004).
Data
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mencatat jumlah kasus Demam Berdarah Dengue
(DBD) pada tahun 2009 mencapai sekitar 150 ribu. Angka ini cenderung stabil
pada tahun 2010, sehingga kasus DBD di Indonesia belum bisa dikatakan
berkurang.
Demikian juga dengan tingkat kematiannya, tidak banyak berubah dari 0,89 pada tahun 2009 menjadi 0,87 pada pada 2010. Ini berarti ada sekitar 1.420 korban tewas akibat DBD pada 2009 dan sekitar 1.317 korban tewas pada tahun berikutnya.
Demikian juga dengan tingkat kematiannya, tidak banyak berubah dari 0,89 pada tahun 2009 menjadi 0,87 pada pada 2010. Ini berarti ada sekitar 1.420 korban tewas akibat DBD pada 2009 dan sekitar 1.317 korban tewas pada tahun berikutnya.
Jumlah
kasus demam berdarah dengue (DBD) di Provinsi Banten pada tahun 2009 sebanyak
5.308 kasus. Jumlah itu turun jika dibandingkan dengan tahun 2008 yang sekitar
6.000 kasus. Jumlah pasien yang meninggal dunia karena penyakit itu turun,
yakni dari 90 orang pada tahun 2008 menjadi 70 orang pada tahun 2009
Jumlah
kasus DBD terbanyak pada 2010 terjadi di Tangerang Selatan yakni sebanyak 1.227
kasus DBD.
Dari data
yang ada, jumlah kasus DBD di Tangerang Selatan yang terbanyak terjadi di Kel.
Pondok Aren sekitar 71 kasus, Kel. Ciputat 52 kasus, Kel. Pamulang ada 50
kasus, Kel. Serpong Utara ada 39 kasus, Kel. Serpong ada 36 kasus, Kel. Ciputat
Timur sekitar 32 kasus dan Kel. Setu ada 13 kasus.
Sesuai
ketentuan WHO, wilayah pemukiman masyarakat harus bebas dari kehidupan nyamuk Aedes
Aegypti baik jentik maupun nyamuk dewasa. Penularan penyakit ini
berlangsung sepanjang tahun, namun pada bulan-bulan tertentu jumlah kasus
meningkat sejalan dengan meningkatnya densitas vektor. Peningkatan densitas
vektor sangat dipengaruhi oleh daya dukung lingkungan yang dapat menyediakan
tempat berkembang biak bagi nyamuk Aedes Aegypti untuk bertelur, ( WHO ,
2004 ).
Nyamuk
Aedes Aegypti merupakan nyamuk yang sangat domestik. Berkembang biak
terutama pada habitat buatan manusia seperti bak mandi/WC, tempayan, drum,
ember plastik, dll. Tempat penampungan air tersebut ada yang terbuat dari
semen, porselin, plastik, besi, dll. Namun sampai sekarang belum tersedia obat
dan vaksin pencegah DBD sehingga salah satu cara pemberantasan penyakit ini
adalah dengan memberantas vektornya. Yang lebih efektif adalah dengan
memberantas jentik nyamuknya yang dikenal dengan istilah Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN) dengan melaksanakan kegiatan 3M.
Demam
berdarah dengue (DBD) merupakan suatu penyakit menular yang disebabkan oleh
virus flavivirus dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti (vektor
primer), Aedes albopictus (vektor sekunder), dan Aedes scutellaris (Indonesia
Timur). Vektor primer dan sekunder ini terdapat hampir di seluruh wilayah Indonesia
kecuali di daerah dengan ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan
laut (Supartha, 2008).
Wabah
penyakit demam berdarah yang sering terjadi di berbagai daerah di Indonesia
beberapa tahun yang lalu di Indonesia perlu mendapat perhatian. Begitu pula
vektor Aedes Aegypti yang terdapat
baik di daerah pedesaan maupun di perkotaan memberi resiko timbulnya wabah
penyakit di masa yang akan datang. Untuk mengatasi masalah penyakit demam
berdarah di Indonesia telah puluhan tahun dilakukan berbagai upaya
pemberantasan vektor, tetapi hasilnya belum optimal. Kejadian luar biasa (KLB)
masih sering terjadi secara teoritis ada empat cara untuk memutuskan rantai
penularan DBD ialah melenyapkan virus, isolasi penderita, mencegah gigitan
nyamuk (vektor) dan pengendalian vektor. Untuk pengendalian vektor dilakukan
dengan dua cara yaitu dengan cara kimia dan pengelolaan lingkungan, salah
satunya dengan cara pembersihan sarang nyamuk (PSN), ( Maryanti, E : 2005).
Angka Bebas Jentik ( ABJ ) yang rendah dipengaruhi oleh beberapa faktor. Perilaku penduduk dalam hal menampung air
untuk keperluan sehari-hari tidak hanya pada satu tempat dan jarang membersihkan bak penampungan
air memungkinkan nyamuk Aedes
Aegypti memiliki peluang
lebih banyak untuk bertelur (Sitorus dan Ambarita, 2004). Menurut Dumai et.al, (2007) faktor pengetahuan, kebiasaan menggantung
pakaian, kondisi
TPA dan kebersihan lingkungan berhubungan dengan kejadian
DBD,
sedangkan menurut Hasyimi dan Soekino (2004) TPA rumah tangga yang
paling
banyak ditemukan
jentik atau pupa Aedes
Aegypti adalah TPA rumah tangga yang berasal
dari bahan dasar logam.
Jenis TPA rumah tangga yang paling banyak ditemukan jentik atau pupa Aedes
aegypti
adalah TPA jenis tempayan.
Jenis
TPA
yang ditemukan positif jentik
Aedes Aegypti yang berada di dalam atau di luar rumah ada 3
yaitu drum,
bak mandi,
dan ember plastik (Sitorus dan Ambarita,
2004).
Tempat
penampungan air yang sangat jarang dibersihkan akan menjadi tempat yang sangat
potensial sebagai tempat berkembang biaknya nyamuk penular demam berdarah.
Nyamuk demam berdarah berkembang ditempat penampungan air yang tidak kontak
langsung dengan tanah. Dengan demikian penampungan air merupakan salah satu
tempat yang potensial sebagai sarang nyamuk Aedes
Aegypti (Suroso, 2003).
Jumlah
kasus demam berdarah di Indonesia tercatat masih tinggi, bahkan paling tinggi
dibanding negara lain di ASEAN. Indonesia
pun didapuk menjadi tuan rumah peluncuran resmi ASEAN
Dengue Day pada 15 Juni 2011.
b.
Tujuan
Penulisan
1. Tujuan
umum
a. Memperoleh
pengalaman secara nyata dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan
Demam Berdarah
b. Mampu
melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung dan komprehensif meliputi aspek
bio, social, spiritual, dengan pendekatan proses keperawatan.
2. Tujuan
Khusus
a. Mampu
melakukan pengkajian secara komprehensif pada klien dengan Demam Berdarah
b. Mampu
merumuskan diagnose keperawatan berdasarkan prioritas.
c. Mampu
menyusun rencana keperawatan pada klien Demam Berdarah.
d. Mampu
melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang telah disusun.
e. Mampu
mengevaluasi hasil dari tindakan yang telah dilaksanakan.
f. Mampu
mendokumentasikan pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien Demam Berdarah.
BAB II
Tinjauan Teori
A. Definisi
Terjadinya penyakit
demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue yang menyerang sel-sel
darah. Virus ini ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
Aedes aegypti yang hidup dan tinggal di daerah beriklim tropis dengan suhu
lembab. Pada dasarnya, serangan nyamuk menggigit manusia di siang hari. Bila
seseorang telah terinfeksi dengan virus ini juga mengalami sakit otot, sakit
kepala, sakit sendi, dan penurunan jumlah sel-sel darah putih. Satu penurunan
dalam jumlah sel darah putih menyebabkan kegagalan, sehingga pasien akan
menderita dengue sindrom syock. (Suhendro, Nainggolan, Chen, 2006)
B. Etiologi
Penyebab penyakit demam
berdarah dengue adalah virus dengue yang ditularkan kemanusia melalui gigitan
nyamuk Aedes Aegypty. Yaitu virus yang tergolong arbovirus, berbentuk batang
bersifat termolabil, stabil pada suhu 70 º C
C. Tanda Dan Gejala
A.
Kriteria Klinis
1. Demam tinggi berlangsung dalam waktu singkat, yakni 2-7 hari mencapai 40oC disertai gejala seperti tidak nafsu makan (anoreksia), lemah badan (malaise), nyeri sendi dan tulang, rasa sakit dibelakang bola mata, dan wajah kemerahan.
2. Tanda tanda pendarahan seperti mimisan(epitaksis),pendarahan gusi, serta melena.
3.Adanyaperbesaran organ hati (hepatomegali)
4. Kegagalan sirkulasi darah, yang ditandai denyut nadi yang teraba lemah dan cepat,
ujung jari terasa dingin dapat disertai penurunan kesadaran dan renjatan (syok) yang
dapat menyebabkan kematian.
B.
Kriteria Laboratorium
1. Penurunan jumlah trombosit (trombositopenia)≤100.000/mm3.
2. Peningkatan kadar hematokrit >20% dari nilai normal
D.
Komplikasi
Komplikasi
dari penyakit DHF yaitu :
a. Perdarahan
luas
b. Shock
atau renjatan
c. Penurunan
kesadaranhh
BAB III
Tinjauan Kasus
Format pengkajian
Tanggal masuk : 10 Maret 2014
Jam : 08: 00 WIB
No RM :
Tgl pengkajian :10 maret 2014
Jam : 10:00 WIB
Diagnosa
medis : Demam Berdarah
A.
Pengkajian
1.
Identitas
pasien dan penanggung jawab
|
Identitas
pasien
|
Identitas
penanggung jawab
|
|
Nama : Tn. A
Umur : 22 tahun
Agama : Islam
Jenis
kelamin : Laki - laki
Alamat : Pamulang
Suku
/ bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Supervisior
Pendidikan : Perguruan tinggi
Status : Belum menikah
|
Nama : Hilda oktariana
Umur : 44 tahun
Agama : Islam
Jenis
kelamin : Perempuan
Alamat : Pamulang
Suku
/ bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SMP
Status : Menikah
Hub
dgn klien : Ibu Tn. A
|
2. Riwayat
kesehatan
a.
Keluhan
utama
Klien mengatakan demam, sering haus, tidak nafsu makan dan mual.
b.
Riwayat
kesehatan
Ø Waktu terjadinya sakit
Klien mengatakan kurang lebih 3 hari yang lalu ia merasakan demam tinggi
tidak teratur.
Ø Proses terjadinya sakit
Klien mengatakan demam tinggi tidak teratur dan muncul bintik – bintik
merah.
Ø Upaya yang telah dilakukan
Klien berobat ke Puskesmas Pamulang.
Ø Hasil pemeriksaan sementara / sekarang
Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan klien terserang penyakit Demam
Berdarah.
P : Tidak ditanyakan
Q : Tidak ditanyakan
R : Tidak ditanyakan
S : Tidak ditanyakan
T : Tidak ditanyakan
c.
Riwayat
kesehatan dahulu
Ø Penyakit dahulu
Klien mengatakan bahwa dulu ia pernah sakit gejala thypoid.
Ø Dirawat di RS
Klien mengatakan ia hanya rawat jalan.
Ø Alergi obat / makanan
Klien mengatakan bahwa ia tidak mempunyai alergi obat maupun makanan.
Ø Obat – obatan sekarang
Ambroxol, parasetamol,
d.
Riwayat
kesehatan keluarga
Pasien mengatakan bahwa keluarganya tidak mempunyai riwat kesehatan yang
sama dengannya.
e.
Genogram
Keterangan
: Pasien
: Meninggal
a.
Pola manajemen kesehatan – persepsi
kesehatan
Ø Tingkat
pengetahuan kesehatan / penyakit
Pasien
mengatakan ia tidak mengetahui informassi tentang penyakitnya.
Ø Prilaku
untuk mengatasi masalah kesehatan
Pasien
mengatakan untuk mengatasi masalah kesehatannya ia lebih sering tiduran atau
berbaring.
Ø Factor
– factor resiko sehubungan dengan kesehatan
Pasien
beranggapan penyakitnya dapat menimbulkan komplikasi kecacatan bahkan kematian.
b.
Pola aktivitas dan latihan
Ø Sebelum
sakit
|
Aktifitas
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|
Makan
|
ü
|
|
|
|
|
|
Mandi
|
ü
|
|
|
|
|
|
Berpakaian
|
ü
|
|
|
|
|
|
Eliminasi
|
ü
|
|
|
|
|
|
Mobilisasi
ditempat tidur
|
ü
|
|
|
|
|
|
Berpindah
|
ü
|
|
|
|
|
|
Ambulansi
|
ü
|
|
|
|
|
|
Naik
tangga
|
ü
|
|
|
|
|
Ø Saat
sakit
|
Aktifitas
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|
Makan
|
ü
|
|
|
|
|
|
Mandi
|
|
ü
|
|
|
|
|
Berpakaian
|
|
ü
|
|
|
|
|
Eliminasi
|
ü
|
|
|
|
|
|
Mobilisasi
ditempat tidur
|
ü
|
|
|
|
|
|
Berpindah
|
ü
|
|
|
|
|
|
Ambulansi
|
|
ü
|
|
|
|
|
Naik
tangga
|
|
ü
|
|
|
|
Keterangan
:
0
: Mandiri
1
: Dibantu sebagian
2
: Dibantu orang lain
3
: Dibantu orang dan peralatan
4
: Ketergantungan / tidak mampu
c.
Pola istirahat tidur
Ø Sebelum
sakit
Pasien
mengatakan sebelum sakit ia tidur jam 11 malam
Ø Saat
sakit
Pasien
mengatakan saat sakit ia sering sekali tidur
d.
Pola nutrisi dan metabolic
Ø Sebelum
sakit
Pasien
mengatakan ia makan 3x/hari
Ø Selama
sakit
Pasien
mengatakan ia makan 3x/hari tapi tidak sampai habis
e.
Pola eliminasi
Ø Sebelum
sakit
Klien mengatakan ia BAB 1 kali sehari dengan rutin konsistensi lunak dan
BAK ±
6 kali dalam sehari.
Ø Saat
sakit
Ibu klien mengatakan klien saat sakit BAB 1
kali sehari dan BAK ± 8 kali dalam sehari.
f.
Pola kognitif dan perceptual
Ø Sebelum
sakit
Tidak
ditanyakan
Ø Saat
sakit
Tidak
ditanyakan
g.
Pola konsep diri
Ø Sebelum
sakit
Tidak
ditanyakan
Ø Saat
sakit
Tidak
ditanyakan
h.
Pola toleransi stress-koping
Ø Sebelum
sakit
Pasien
mengatakan ia bekerja dipagi hari sekitar pukul 07:00 – 17:00 dan kuliah
dimalam hari sekitar pukul 18:30 – 10:00
Ø Saat
sakit
Pasien
hanya berparing di tempat tidur
i.
Pola reproduksi – seksualitas
Ø Sebelum
sakit
Tidak
ditanyakan
Ø Saat
sakit
Tidak
ditanyakan
j.
Pola hubungan peran
Ø Sebelum
sakit
Berperan
sebagai anak, kariawan dan mahasiswa.
Ø Saat
sakit
Berperan
sebagai anak
k.
Pola nilai dan kenyakinan
Ø Sebelum
sakit
Pasien
mengatakan sebelum sakit ia shalat 5 waktu
Ø Saat
sakit
Pasien
mengatakan selama sakit ia tidak kuat untuk shalat 5 waktu
B.
Pengkajian
fisik
1.
Penampakan umum
|
Keadaan
umum
|
Lemah
|
||||||
|
Kesadaran
|
Compos
Metis
|
||||||
|
BB
|
|
50
Kg
|
TB:
170 cm
|
|
|||
|
TD:
110/70mmHg
|
|
Suhu
: 38,5oC
|
RR
: 20x/menit
|
Nadi:
86x/menit
|
|
||
2.
Kepala dan leher
a.
Rambut
Ø Inspeksi
Rambut
pasien terlihat hitam dan sedikit berminyak
Ø Palpasi
Rambut
pasien saat dipegang halus
b.
Mata
Ø Inspeksi
Bentuk mata dan alis mata klien terlihat simetris antara yang kanan dan
kiri, mata klien terlihat jernih bola mata hitam pekat.
Ø Palpasi
Setelah dilakukan palpasi klien mengatakan matanya tidak terasa sakit
saat di pegang.
c.
Telinga
Ø Inspeksi
Telinga klien terlihat bersih, telinga kanan dan telinga kiri terlihat
simetris.
Ø Palpasi
Klien mengatakan telinganya tidak terasa sakit saat dipegang.
d.
Hidung
Ø Inspeksi
Hidung
pasien terlihat simetris dan bersih
Ø Palpasi
Klien mengatakan tidak terasa sakit saat hidungnya di pegang.
e.
Mulut
Ø Inspeksi
Mulut
pasien terlihat kering
Ø Palpasi
Klien
mengatakan tidak terasa sakit saat mulut pasien dipegang
f.
Leher
Ø Inspeksi
Leher klien terlihat bersih.
Ø Palpasi
Leher
klien terasa halus
g.
Dada
Ø Inspeksi
Dada
pasien terlihat simetris
h.
Abdomen
Ø Inspeksi
Perut klien terlihat bersih dan hulus.
Ø Auskultasi
Suara
bising diusus
Ø Perkusi
Klien mengatakan tidak terasa sakit saat perutnya di tekan.
Ø Palpasi
Klien mengatakan tidak terasa sakit saat perutnya di pegang.
i.
Ekstrimitas
Ø Inspeksi
Tangan kanan dan tangan kiri terlihat simetris, kaki kanan dan kaki kiri
terlihat simetris
Ø Palpasi
Tangan kanan terasa sakit saat dipegang
karena di tangan kanan terpasang infus dan tangan kiri saat di pegang
tidak terasa sakit saat dipengan, kaki kanan dan kaki kiri tidak terasa sakit
saat dipegang
Ø Kekuatan
otot
5
5
Keterangan
0
: Tidak
ada gerakan
1
: Kontraksi
otot minim tanpa menimbulkan gerakan.
2
: Otot
dapat bergerak jika daya berat dihilangkan.
3
: Otot
dapat melawan gaya berat tapi tidak tahan terhadap pemeriksaan.
4
: Gerakan
otot ringan dan dapat melawan gaya berat.
5
: Gaya
otot dan tahan maksimal.
C.
Data
penunjang
Tanggal
11 maret 2014
|
Pemeriksaan
|
Hasil
|
Satuan
|
Nilai normal
|
|
Hemoglobin
|
13,7
|
g / dl
|
10,7 -14,7
|
|
Leukosit
|
2900
|
/ ul
|
5000 -14000
|
|
Hematokrit
|
|
%
|
31 - 59
|
|
Thrombosit
|
|
Ribu / ul
|
181
– 521 / 184 - 488
|
D. Therapy
saat ini
|
Obat
|
Dosis
|
Pemberian
|
|
RL ( ringer laktat )
|
40 tpm
|
intravena
|
|
|
|
|
|
Paracetamol
|
60gr 3x1 sehari 1 sendok makan
|
Oral
|
|
|
|
|
DATA FOKUS
|
Data subyektif
|
Data obyektif
|
|
Klien mengatakan badannya demam sudah
3 hari.
|
-
pasien tampak lemas
-
pasien terlihat berkeringat
-
observasi tanda – tanda vital
TD : 110/70 mmHg
N : 86x/menit
S : 38,5oC
RR : 20x/menit
|
|
Klien mengatakan sering haus
|
-
kulit klien tampak kering
-
penurunan turgor kulit
-
observasi tanda – tanda vital
TD : 110/70 mmHg
N : 86x/menit
S : 38,5oC
RR : 20x/menit
|
|
Klien mengatakan ia tidak nafsu makan
dan mual
|
-
klien hanya makan ½ porsi makan
-
observasi tanda – tanda vital
-
klien terlihat lemas
TD : 110/70 mmHg
N : 86x/menit
S : 38,5oC
RR : 20x/menit
|
ANALISA DATA
|
No.
|
Symtom
|
Etiologi
|
problem
|
|
1.
|
Ds :
Pasien mengatakan bahwa ia demam sudah 3 hari
Do :
-
Pasien tampak lemas
-
Pasien terlihat berkeringat
TD : 110/70 mmHg
N : 86x/menit
S : 38,5oC
RR : 20x/menit
|
Proses inveksi virus dengue
|
Peningkatan suhu tubuh
|
|
2
|
Ds :
Pasien mengatakan bahwa ia sering haus
Do :
-
Bibir pasien tampak kering
TD : 110/70 mmHg
N : 86x/menit
S : 38,5oC
RR
: 20x/menit
|
peningkatan cairan aktif
|
defisit volume cairan
|
|
3
|
Ds :
Pasien mengatakan bahwa ia tidak nafsu makan dan mual
Do :
-
Pasien hanya memakan ½ porsi
TD : 110/70 mmHg
N : 86x/menit
S : 38,5oC
RR : 20x/menit
|
intek yang tidak adekuat
|
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
|
C.
Diagnosa
Keperawatan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Peningkatan
suhu tubuh berhubungan dengan proses inveksi virus dengue ditandai dengan tubuh
terasa panas.
2. Deficit
volume cairan berhubungan dengan peningkatan cairan aktif ditandai dengan
sering haus.
3. Pemenuhan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan denagn intek yang tidak adekuat
ditandai dengan nafsu makan yang menurun dan mual
D.
Perencanaan
RENCANA KEPERAWATAN
|
Hari/
Tgl
|
Jam
|
No.
Dx
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Ttd
|
|
10
maret 2014
|
|
1
2
3
|
Setelah
dilakukan perawatan 1x24 jam diharapkan pasien suhu tubuhnya menjadi normal.
Setelah
dilakukan perawatan 1x24jam diharapkan pasien keseimbangan cairannya dapat
terpenuhi
Setelah
dilakukan perawatan 1x24jam diharapkan kebutuhan nutrisi pasien dapat
terpenuhi
|
1.
Berikan kompres dingin
2.
Anjurkan banyak minum
3.
Observasi TTV
4.
Kolaborasi dengandokter
5.
Anjurkan mengunakan pakaian tipis
atau menyerap keringat.
1.
Observasi TTV
2.
Anjurkan pasien untuk minum yang
cukup
3.
Kolaborasi dengan dokter
1.
Observasi dan catat respon asupan
makanan
2.
Sajikan makanan yang menarik dan
merangsang selera makan
3.
Berikan makanan dalam porsi kecil
tapi sering
4.
Berikan makanan hangat
5.
Kolaborasi dengan dokter
|
|
E.
Tindakan
keperawatan
TINDAKAN KEPERAWATAN
|
Hari
/ Tgl
|
Jam
|
No.
Dx
|
Tindakan
|
Respon
|
Paraf
|
|
Senin
Selasa
Rabu
|
13:15
13:40
14:30
07:00
08:00
09:00
|
3
1
2
2
3
3
2
1
|
Memberikan
makanan
Memberikan
kompres dingin
Mengganti
cairan infus
Mengobservasi
tanda tanda vital
Memberikan
makanan selagi hangat
Memberikan
makanan
Anjurkan
klien banyak minum
Observasi
tanda tanda vital
|
Ds
:
klien
mengatakan tidak nafsu makan.
Do
:
Klien
hanya menghabiskan 2- 4 sendok makan
Ds
:
Klien
mengatakan mau dikompres
Ds:
Klien
tampak nyaman
TD
: 120/70mmHg
S
: 38OC
RR : 20x/menit
N : 80x/menit
Ds
:
Ibu
klien mengatakan infus anaknya habis
Do
:
-
Infusnya [ terlihat terisi
-
Infuse Ringer Laktat 40 tetes/menit
Ds:
Klien mengatakan semalam ia tidur
nyenyak
Do:
Klien tampak segar
TD :120/70
mmHg
N : 80 x/menit
S : 36,5oC
RR : 20x/menit
DS:
Klien
mengatakan nafsu makannya meningkat
DO:
-
Klien
tampak segar
-
Klien
menghabiskan 4-8 sendok makan atau ½ porsi
DS:
Klien mengatakan ia sudah makan 1
porsi habis.
DO:
-
Klien terlihat makan 1 porsi
habis
-
Klien terlihat lebih berenergi
DS:
Klien
mengatakn ia sudah tidak kehausan lagi
DO:
-
Klien tampak berenergi
-
Klien tampak segar
DS:
Klien mengatakan sudah tidak demam
lagi
DO:
Klien tampak segar
|
|
CATATAN PERKEMBANGAN
|
Hari
/ Tgl
|
Jam
|
No.
Dx
|
Catatan
perkembangan
|
TDD
|
|
senin
Selasa
Rabu
|
|
1
3
2
2
1
2
3
1
|
S
: pasien mengatakan sudah demam 3 hari
0
: keadaan umum Sedang
Kesadaran Compos Metis
-
TD : 110/70 mmHg
-
S : 86x/menit
-
N : 38,5 OC
-
RR : 20x/menit
A
: masalah teratasi sebagian
P
: intervensi dilanjutkan
-
Berikan obat penurun panas
-
Berikan kompres dingin
S : pasien mengatakan tidak nafsu
makan
O :
-
Klien tampak lemas
-
Klien tampak pucat
-
Klien hanya menghabiskan ½ porsi
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
-
Berikan makan sedikit tapi sering
-
Berikan makan selagi hagat
S : pasien mengatakan sering haus
O : pasien tampak lemas
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
-
Anjurkan pasien untuk minum yang
cukup
S : pasien mengatakan masih haus
O : -pasien tampak lemah
-Pasien terlihat banyak minum
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
-
Anjurkan klien banyak minum
S : pasien mengatakan suhu tubuhnya
masih naik turun
0 : klien terlihat lebih baik
-
TD : 120/70mmHg
-
S : 36,5oC
-
N : 80x/menit
-
RR : 20x/menit
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
-
Observasi ttv
S : klien mengatakan tidak haus lagi
O : -klien tampak berenergi
-klien tampak segar
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
S : klien mengatakan ia sudah makan 1
porsi habis
O : -klien terlihat makan 1 porsi
habis
-klien terlihat berenergi
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
S : klien mengatakan sudah tidak demam
lagi
O : -klien tampak segar
-klien lebih sehat
-ibu klien terlihaat senang
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
|
|
BAB
IV
Kesimpulan
dan Evaluasi
The Best New Vegas Casinos - MJ Hub
BalasHapusWhat casinos are 경상남도 출장샵 in Las Vegas 포항 출장마사지 in 2021? We review 강원도 출장샵 the best casinos in 사천 출장샵 Las 천안 출장안마 Vegas and show you which casinos have the best casinos.🎁 Top Casino: The Venetian Resort