Selasa, 19 Agustus 2014

ASKEP DHF


ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DHF PADA TN.A DI RUANG INAP LAKI – LAKI PUSKESMAS PAMULANG, TAHUN 2014


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8mw6VTbpHvq9wvqQN6SLGY8-ubj4_41yN7-VDcgU2MWcP2QVnGyOoRmKu5XXfX3VN0WqJONKVnmziPMEvptn1G44M5JLUdtxzNjkCNkJfrrNw2fKO9xFWM1llILzRgu-R8AsPe-KjQg/s1600/LOGO+SMK+Kesehatan+SJ1.jpg


Nama                    : Yuni Sartika
Kelas / jurusan     : XII keperawatan 1


SMK KESEHATAN SASMITA JAYA 1
Jl. Surya Kencana No.2 Pamulang Barat – Tangerang


LEMBAR PENGESAHAN


YANG BERJUDUL :
Asuhan Keperawatan Dengan ini telah disetujui dan di sahkan oleh guru
Pembimbing pada:
Hari/ Tanggal :
Dan untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti Ujian Nasional (UN)
Tahun Ajaran (2014 – 2015)



       Ka. Prodi Kesehatan                                                                              Pembimbing       





( Ns. Neni Sriwahyuni, S.Kep)                                                            ( Dian Rosnurmila, S.St )                  





Kepala Sekolah





( Drs. Aser Simamora, MM )



KATA PENGANTAR


Bismillahirohmanirrohiim
Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
     Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata’ala, karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan dengan DHF (dengue heart fever) pada Tn.A di Ruang inap laki - laki Puskesmas Pamulang, Tahun 2014. Makalah ini dianjurkan guna memenuhi tugas Praktek Belajar Lapangan. Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karna itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
     Dan saya mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1)      Pembimbing Lahan PUSKESMAS Pamulang : Bapak Purwanto
2)      Kepala Sekolah SMK Kesehatan Sasmita Jaya 1 : Drs. Aser Simamora, MM
3)      Guru Pembimbing : Dian Rosnurmila, S.St
4)      Wali kelas keperawatan 1 : Ns. Neni Sriwahyuni, S.Kep
Akhir kata, saya berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat berguna bagi para pembaca dalam mewujudkan bidang keperawatan untuk saat ini maupun masa yang akan datang.
Semoga Allah swt senantiasa menjadi penolong bagi kita, sehingga amalan yang kita perbuat menjadi tabungan di akirat kelak, Amin.
Wassalamu’alaikum Warrohmatullohi Wabarokatu.

Tangerang, Agustus 2014

                                                                                                         Penulis
Daftar isi

Lembar Pengesahan  ..............................................................................................
Kata Pengantar  ......................................................................................................
Daftar
Isi  ................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................
a.     Latar Belakang  ..............................................................................................
b.     Tujuan Penulisan  ...........................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI  ..................................................................................
a.     Definisi  ..........................................................................................................
b.     Etiologi  ..........................................................................................................
c.     Tanda Dan Gejala  ..........................................................................................
d.     Komplikasi  ....................................................................................................
BAB III TINJAUAN KASUS  ...............................................................................
a.     Asuhan Keperawatan DHF..............................................
b.     Pengkajian  .....................................................................................................
c.     Diagnosa Keperawatan  .................................................................................
d.     Perencanaan....................................................................................................
e.      Tindakan Keperawatan  .................................................................................
f.      Evaluasi  .........................................................................................................
BAB IV KESIMPULAN DAN EVALUASI  ........................................................
a.     Uraian Masalah  ....................................................................................................
b.     Intisari Masalah  ...............................................................................................................
c.    Saran ………………..................................................................................................
d.    Daftar Pustaka…….





Bab I
Pendahuluan
a.      Latar belakang

Demam berdarah merupakan masalah utama penyakit menular di belahan dunia. Selama satu dekade angka kejadian atau incidence rate (IR) DBD meningkat di selruh belahan dunia. Diperkirakan 50 juta orang terinfeksi DBD tiap tahunnya 2,5 milyar (1/5 penduduk dunia) orang tinggal di daerah endemik DBD.
World Health Organization (WHO),  melaporkan sebanyak 2.5 miliar orang mempunyai resiko terinfeksi dengue, dengan estimasi sebanyak 50 juta kasus infeksi dengue di seluruh dunia tiap tahun. Dengue ini endemik di lebih dari 100 negara di Afrika, Amerika, Mediterranean Timur, Asia Tenggara, dan Pasifik Barat.
Di Indonesia, DBD pertama kali ditemukan di Surabaya pada tahun 1968. Penyebaran penyakit ini ke seluruh wilayah Indonesia terjadi pada tahun 1997 dengan insidens rate mencapai 13.45% per 100,000 penduduk (Kusriantuti, dkk, 2004).
Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mencatat jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) pada tahun 2009 mencapai sekitar 150 ribu. Angka ini cenderung stabil pada tahun 2010, sehingga kasus DBD di Indonesia belum bisa dikatakan berkurang.

Demikian juga dengan tingkat kematiannya, tidak banyak berubah dari 0,89 pada tahun 2009 menjadi 0,87 pada pada 2010. Ini berarti ada sekitar 1.420 korban tewas akibat DBD pada 2009 dan sekitar 1.317 korban tewas pada tahun berikutnya.
 Jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) di Provinsi Banten pada tahun 2009 sebanyak 5.308 kasus. Jumlah itu turun jika dibandingkan dengan tahun 2008 yang sekitar 6.000 kasus. Jumlah pasien yang meninggal dunia karena penyakit itu turun, yakni dari 90 orang pada tahun 2008 menjadi 70 orang pada tahun 2009
Jumlah kasus DBD terbanyak pada 2010 terjadi di Tangerang Selatan yakni sebanyak 1.227 kasus DBD.
Dari data yang ada, jumlah kasus DBD di Tangerang Selatan yang terbanyak terjadi di Kel. Pondok Aren sekitar 71 kasus, Kel. Ciputat 52 kasus, Kel. Pamulang ada 50 kasus, Kel. Serpong Utara ada 39 kasus, Kel. Serpong ada 36 kasus, Kel. Ciputat Timur sekitar 32 kasus dan Kel. Setu ada 13 kasus.
Sesuai ketentuan WHO, wilayah pemukiman masyarakat harus bebas dari kehidupan nyamuk Aedes Aegypti baik jentik maupun nyamuk dewasa. Penularan penyakit ini berlangsung sepanjang tahun, namun pada bulan-bulan tertentu jumlah kasus meningkat sejalan dengan meningkatnya densitas vektor. Peningkatan densitas vektor sangat dipengaruhi oleh daya dukung lingkungan yang dapat menyediakan tempat berkembang biak bagi nyamuk Aedes Aegypti untuk bertelur, ( WHO , 2004 ).
Nyamuk Aedes Aegypti merupakan nyamuk yang sangat domestik. Berkembang biak terutama pada habitat buatan manusia seperti bak mandi/WC, tempayan, drum, ember plastik, dll. Tempat penampungan air tersebut ada yang terbuat dari semen, porselin, plastik, besi, dll. Namun sampai sekarang belum tersedia obat dan vaksin pencegah DBD sehingga salah satu cara pemberantasan penyakit ini adalah dengan memberantas vektornya. Yang lebih efektif adalah dengan memberantas jentik nyamuknya yang dikenal dengan istilah Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan melaksanakan kegiatan 3M.
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus flavivirus dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti (vektor primer), Aedes albopictus (vektor sekunder), dan Aedes scutellaris (Indonesia Timur). Vektor primer dan sekunder ini terdapat hampir di seluruh wilayah Indonesia kecuali di daerah dengan ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut (Supartha, 2008).
Wabah penyakit demam berdarah yang sering terjadi di berbagai daerah di Indonesia beberapa tahun yang lalu di Indonesia perlu mendapat perhatian. Begitu pula vektor Aedes Aegypti yang terdapat baik di daerah pedesaan maupun di perkotaan memberi resiko timbulnya wabah penyakit di masa yang akan datang. Untuk mengatasi masalah penyakit demam berdarah di Indonesia telah puluhan tahun dilakukan berbagai upaya pemberantasan vektor, tetapi hasilnya belum optimal. Kejadian luar biasa (KLB) masih sering terjadi secara teoritis ada empat cara untuk memutuskan rantai penularan DBD ialah melenyapkan virus, isolasi penderita, mencegah gigitan nyamuk (vektor) dan pengendalian vektor. Untuk pengendalian vektor dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara kimia dan pengelolaan lingkungan, salah satunya dengan cara pembersihan sarang nyamuk (PSN), ( Maryanti, E : 2005).
Angka Bebas Jentik ( ABJ ) yang rendah dipengaruhi oleh beberapa faktor. Perilaku penduduk dalam hal menampung air untuk keperluan sehari-hari tidak hanya pada satu tempat dan jarang membersihkan bak penampungan air memungkinkan nyamuk Aedes Aegypti memiliki peluang lebih banyak untuk bertelur (Sitorus dan Ambarita, 2004). Menurut Dumai et.al, (2007) faktor pengetahuan, kebiasaan menggantung pakaian, kondisi TPA dan kebersihan lingkungan berhubungan dengan kejadian  DBD, sedangkan menurut Hasyimi dan Soekino (2004) TPA rumah tangga yang paling banyak ditemukan jentik atau pupa Aedes Aegypti adalah TPA rumah tangga yang berasal dari bahan dasar logam. Jenis TPA rumah tangga yang paling banyak ditemukan jentik  atau  pupa  Aedes  aegypti  adalah  TPA  jenis  tempayan.  Jenis  TPA  yang ditemukan positif jentik Aedes Aegypti yang berada di dalam atau di luar rumah ada 3 yaitu drum, bak mandi, dan ember plastik (Sitorus dan Ambarita, 2004).
Tempat penampungan air yang sangat jarang dibersihkan akan menjadi tempat yang sangat potensial sebagai tempat berkembang biaknya nyamuk penular demam berdarah. Nyamuk demam berdarah berkembang ditempat penampungan air yang tidak kontak langsung dengan tanah. Dengan demikian penampungan air merupakan salah satu tempat yang potensial sebagai sarang nyamuk Aedes Aegypti (Suroso, 2003).
Jumlah kasus demam berdarah di Indonesia tercatat masih tinggi, bahkan paling tinggi dibanding negara lain di ASEAN.  Indonesia pun didapuk menjadi tuan rumah peluncuran resmi ASEAN Dengue Day pada 15 Juni 2011.







b.      Tujuan Penulisan
1.      Tujuan umum
a.       Memperoleh pengalaman secara nyata dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan Demam Berdarah
b.      Mampu melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung dan komprehensif meliputi aspek bio, social, spiritual, dengan pendekatan proses keperawatan.
2.      Tujuan Khusus
a.       Mampu melakukan pengkajian secara komprehensif pada klien dengan Demam Berdarah
b.      Mampu merumuskan diagnose keperawatan berdasarkan prioritas.
c.       Mampu menyusun rencana keperawatan pada klien Demam Berdarah.
d.      Mampu melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang telah disusun.
e.       Mampu mengevaluasi hasil dari tindakan yang telah dilaksanakan.
f.       Mampu mendokumentasikan pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien Demam Berdarah.












BAB II
Tinjauan Teori

A.    Definisi
Terjadinya penyakit demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue yang menyerang sel-sel darah. Virus ini ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Aedes aegypti yang hidup dan tinggal di daerah beriklim tropis dengan suhu lembab. Pada dasarnya, serangan nyamuk menggigit manusia di siang hari. Bila seseorang telah terinfeksi dengan virus ini juga mengalami sakit otot, sakit kepala, sakit sendi, dan penurunan jumlah sel-sel darah putih. Satu penurunan dalam jumlah sel darah putih menyebabkan kegagalan, sehingga pasien akan menderita dengue sindrom syock. (Suhendro, Nainggolan, Chen, 2006)

B.     Etiologi
Penyebab penyakit demam berdarah dengue adalah virus dengue yang ditularkan kemanusia melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypty. Yaitu virus yang tergolong arbovirus, berbentuk batang bersifat termolabil, stabil pada suhu 70 º C
C.     Tanda Dan Gejala

A.    Kriteria Klinis

1. Demam tinggi berlangsung dalam waktu singkat, yakni 2-7 hari mencapai 40oC disertai gejala seperti tidak nafsu makan (anoreksia), lemah badan (malaise), nyeri sendi dan tulang, rasa sakit dibelakang bola mata, dan wajah kemerahan.

2. Tanda tanda pendarahan seperti mimisan(epitaksis),pendarahan gusi, serta melena.

3.Adanyaperbesaran organ hati (hepatomegali)

4. Kegagalan sirkulasi darah, yang ditandai denyut nadi yang teraba lemah dan cepat,
ujung jari terasa dingin dapat disertai penurunan kesadaran dan renjatan (syok) yang
dapat menyebabkan kematian.

B.     Kriteria Laboratorium

1. Penurunan jumlah trombosit (trombositopenia)≤100.000/mm3. 

2. Peningkatan kadar hematokrit >20% dari nilai normal

D.    Komplikasi

Komplikasi dari penyakit DHF yaitu :
a.       Perdarahan luas
b.      Shock atau renjatan
c.       Penurunan kesadaranhh












BAB III
Tinjauan Kasus
Format pengkajian

Tanggal masuk     : 10 Maret 2014
Jam                       : 08: 00 WIB
No RM                  :
Tgl pengkajian       :10 maret 2014
Jam                        : 10:00 WIB
Diagnosa  medis     : Demam Berdarah

A.    Pengkajian
1.      Identitas pasien dan penanggung jawab
Identitas pasien
Identitas penanggung jawab
Nama                : Tn. A
Umur                 : 22 tahun
Agama              : Islam
Jenis kelamin   : Laki - laki
Alamat              : Pamulang
Suku / bangsa  : Indonesia
Pekerjaan         : Supervisior
Pendidikan       : Perguruan tinggi
Status               : Belum menikah


Nama                : Hilda oktariana
Umur                 : 44 tahun
Agama              : Islam
Jenis kelamin   : Perempuan
Alamat              : Pamulang
Suku / bangsa  : Indonesia
Pekerjaan         : Ibu rumah tangga
Pendidikan       : SMP
Status               : Menikah
Hub dgn klien   : Ibu Tn. A

2.      Riwayat kesehatan

a.       Keluhan utama
Klien mengatakan demam, sering haus, tidak nafsu makan dan mual.
b.      Riwayat kesehatan
Ø  Waktu terjadinya sakit
Klien mengatakan kurang lebih 3 hari yang lalu ia merasakan demam tinggi tidak teratur.
Ø  Proses terjadinya sakit
Klien mengatakan demam tinggi tidak teratur dan muncul bintik – bintik merah.
Ø  Upaya yang telah dilakukan
Klien berobat ke Puskesmas Pamulang.
Ø  Hasil pemeriksaan sementara / sekarang
Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan klien terserang penyakit Demam Berdarah.

P   :  Tidak ditanyakan
Q  :  Tidak ditanyakan
R  :  Tidak ditanyakan
S   :  Tidak ditanyakan
T   :  Tidak ditanyakan






c.       Riwayat kesehatan dahulu

Ø  Penyakit dahulu
Klien mengatakan bahwa dulu ia pernah sakit gejala thypoid.
Ø  Dirawat di RS
Klien mengatakan ia hanya rawat jalan.
Ø  Alergi obat / makanan
Klien mengatakan bahwa ia tidak mempunyai alergi obat maupun makanan.
Ø  Obat – obatan sekarang
Ambroxol, parasetamol,
d.      Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan bahwa keluarganya tidak mempunyai riwat kesehatan yang sama dengannya.

e.       Genogram
 








Keterangan
                              : Perempuan

                              : Laki - laki
 

                              : Pasien           
 

                              : Meninggal


a.       Pola manajemen kesehatan – persepsi kesehatan
Ø  Tingkat pengetahuan kesehatan / penyakit
Pasien mengatakan ia tidak mengetahui informassi tentang penyakitnya.
Ø  Prilaku untuk mengatasi masalah kesehatan
Pasien mengatakan untuk mengatasi masalah kesehatannya ia lebih sering tiduran atau berbaring.
Ø  Factor – factor resiko sehubungan dengan kesehatan
Pasien beranggapan penyakitnya dapat menimbulkan komplikasi kecacatan bahkan kematian.

b.      Pola aktivitas dan latihan
Ø  Sebelum sakit
Aktifitas
0
1
2
3
4
Makan
ü   




Mandi
ü   




Berpakaian
ü   




Eliminasi
ü   




Mobilisasi ditempat tidur
ü   




Berpindah
ü   




Ambulansi
ü   




Naik tangga
ü   





Ø  Saat sakit
Aktifitas
0
1
2
3
4
Makan
ü   




Mandi

ü   



Berpakaian

ü   



Eliminasi
ü   




Mobilisasi ditempat tidur
ü   




Berpindah
ü   




Ambulansi

ü   



Naik tangga

ü   



Keterangan :
0 : Mandiri
1 : Dibantu sebagian
2 : Dibantu orang lain
3 : Dibantu orang dan peralatan
4 : Ketergantungan / tidak mampu

c.       Pola istirahat tidur
Ø  Sebelum sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit ia tidur jam 11 malam
Ø  Saat sakit
Pasien mengatakan saat sakit ia sering sekali tidur
d.      Pola nutrisi dan metabolic
Ø  Sebelum sakit
Pasien mengatakan ia makan 3x/hari
Ø  Selama sakit
Pasien mengatakan ia makan 3x/hari tapi tidak sampai habis
e.       Pola eliminasi
Ø  Sebelum sakit
Klien mengatakan ia BAB 1 kali sehari dengan rutin konsistensi lunak dan BAK  ±  6 kali dalam sehari.
Ø  Saat sakit
Ibu klien mengatakan klien saat sakit BAB 1 kali sehari dan BAK ±  8 kali dalam sehari.
f.            Pola kognitif dan perceptual
Ø  Sebelum sakit
Tidak ditanyakan
Ø  Saat sakit
Tidak ditanyakan
g.      Pola konsep diri
Ø  Sebelum sakit
Tidak ditanyakan
Ø  Saat sakit
Tidak ditanyakan

h.      Pola toleransi stress-koping
Ø  Sebelum sakit
Pasien mengatakan ia bekerja dipagi hari sekitar pukul 07:00 – 17:00 dan kuliah dimalam hari sekitar pukul 18:30 – 10:00
Ø  Saat sakit
Pasien hanya berparing di tempat tidur

i.     Pola reproduksi – seksualitas
Ø  Sebelum sakit
Tidak ditanyakan
Ø  Saat sakit
Tidak ditanyakan
j.       Pola hubungan peran
Ø  Sebelum sakit
Berperan sebagai anak, kariawan dan mahasiswa.
Ø  Saat sakit
Berperan sebagai anak

k.              Pola nilai dan kenyakinan
Ø  Sebelum sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit ia shalat 5 waktu
Ø  Saat sakit
Pasien mengatakan selama sakit ia tidak kuat untuk shalat 5 waktu

B.     Pengkajian fisik
1.      Penampakan umum
Keadaan umum
Lemah
Kesadaran
Compos Metis
BB

50 Kg
TB: 170 cm

TD: 110/70mmHg

Suhu : 38,5oC
RR : 20x/menit
Nadi: 86x/menit




2.      Kepala dan leher
a.       Rambut
Ø  Inspeksi
Rambut pasien terlihat hitam dan sedikit berminyak
Ø  Palpasi
Rambut pasien saat dipegang halus
b.      Mata
Ø  Inspeksi
Bentuk mata dan alis mata klien terlihat simetris antara yang kanan dan kiri, mata klien terlihat jernih bola mata hitam pekat.
Ø  Palpasi
Setelah dilakukan palpasi klien mengatakan matanya tidak terasa sakit saat di pegang.
c.       Telinga
Ø  Inspeksi
Telinga klien terlihat bersih, telinga kanan dan telinga kiri terlihat simetris.
Ø  Palpasi
Klien mengatakan telinganya tidak terasa sakit saat dipegang.
d.      Hidung
Ø  Inspeksi
Hidung pasien terlihat simetris dan bersih
Ø  Palpasi
Klien mengatakan tidak terasa sakit saat hidungnya di pegang.
e.       Mulut
Ø  Inspeksi
Mulut pasien terlihat kering
Ø  Palpasi
Klien mengatakan tidak terasa sakit saat mulut pasien dipegang
f.             Leher
Ø  Inspeksi
Leher klien terlihat bersih.
Ø  Palpasi
Leher klien terasa halus
g.      Dada
Ø  Inspeksi
Dada pasien terlihat simetris
h.       Abdomen
Ø  Inspeksi
Perut klien terlihat bersih dan hulus.
Ø  Auskultasi
Suara bising diusus
Ø  Perkusi
Klien mengatakan tidak terasa sakit saat perutnya di tekan.
Ø  Palpasi
Klien mengatakan tidak terasa sakit saat perutnya di pegang.
i.     Ekstrimitas
Ø  Inspeksi
Tangan kanan dan tangan kiri terlihat simetris, kaki kanan dan kaki kiri terlihat simetris
Ø  Palpasi
Tangan kanan terasa sakit saat dipegang  karena di tangan kanan terpasang infus dan tangan kiri saat di pegang tidak terasa sakit saat dipengan, kaki kanan dan kaki kiri tidak terasa sakit saat dipegang

Ø  Kekuatan otot
 

                                                                         5      5
                                                                         5      5
Keterangan
0        : Tidak ada gerakan
1        : Kontraksi otot minim tanpa menimbulkan gerakan.
2        : Otot dapat bergerak jika daya berat dihilangkan.
3        : Otot dapat melawan gaya berat tapi tidak tahan terhadap pemeriksaan.
4        : Gerakan otot ringan dan dapat melawan gaya berat.
5        : Gaya otot dan tahan maksimal.
C.    Data penunjang
Tanggal 11 maret 2014
Pemeriksaan
Hasil
Satuan
Nilai normal
Hemoglobin
13,7
g / dl
10,7 -14,7
Leukosit
2900
/ ul
5000 -14000
Hematokrit

%
31 - 59
Thrombosit

Ribu / ul
 181 – 521 / 184 - 488

D.    Therapy saat ini

Obat
Dosis
Pemberian
RL ( ringer laktat )
40 tpm
intravena



Paracetamol
60gr 3x1 sehari 1 sendok makan
Oral




















DATA FOKUS
Data subyektif
Data obyektif

Klien mengatakan badannya demam sudah 3 hari.
-          pasien tampak lemas
-          pasien terlihat berkeringat
-          observasi tanda – tanda vital
TD   : 110/70 mmHg
N     : 86x/menit
S      : 38,5oC
            RR   : 20x/menit
Klien mengatakan sering haus
-          kulit klien tampak kering
-          penurunan turgor kulit
-          observasi tanda – tanda vital
TD   : 110/70 mmHg
N     : 86x/menit
S      : 38,5oC
            RR   : 20x/menit
Klien mengatakan ia tidak nafsu makan dan mual
-          klien hanya makan ½ porsi makan
-          observasi tanda – tanda vital
-          klien terlihat lemas
TD   : 110/70 mmHg
N     : 86x/menit
S      : 38,5oC
             RR   : 20x/menit






ANALISA DATA
No.
Symtom
Etiologi
problem

1.

Ds :
 Pasien mengatakan bahwa ia demam       sudah 3 hari
Do :
-          Pasien tampak lemas
-          Pasien terlihat berkeringat
TD   : 110/70 mmHg
N     : 86x/menit
S      : 38,5oC
            RR   : 20x/menit

Proses inveksi virus dengue

Peningkatan suhu tubuh

2

Ds :  Pasien mengatakan bahwa ia sering haus
Do :
-          Bibir pasien tampak kering
TD   : 110/70 mmHg
N     : 86x/menit
S      : 38,5oC
            RR   : 20x/menit

peningkatan cairan aktif

defisit volume cairan

3

Ds :  Pasien mengatakan bahwa ia tidak nafsu makan dan mual
Do :
-          Pasien hanya memakan ½ porsi
TD   : 110/70 mmHg
N     : 86x/menit
S      : 38,5oC
            RR   : 20x/menit

intek yang tidak adekuat

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh



C.    Diagnosa Keperawatan

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.      Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses inveksi virus dengue ditandai dengan tubuh terasa panas.
2.      Deficit volume cairan berhubungan dengan peningkatan cairan aktif ditandai dengan sering haus.
3.      Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan denagn intek yang tidak adekuat ditandai dengan nafsu makan yang menurun dan mual

















D.    Perencanaan

RENCANA KEPERAWATAN
Hari/ Tgl
Jam
No. Dx
Tujuan
Intervensi
Ttd

10 maret 2014





























1












2






3










Setelah dilakukan perawatan 1x24 jam diharapkan pasien suhu tubuhnya menjadi normal.










Setelah dilakukan perawatan 1x24jam diharapkan pasien keseimbangan cairannya dapat terpenuhi



Setelah dilakukan perawatan 1x24jam diharapkan kebutuhan nutrisi pasien dapat terpenuhi







1.      Berikan kompres dingin
2.      Anjurkan banyak minum
3.      Observasi TTV
4.      Kolaborasi dengandokter
5.      Anjurkan mengunakan pakaian tipis atau menyerap keringat.

1.      Observasi TTV
2.      Anjurkan pasien untuk minum yang cukup
3.      Kolaborasi dengan dokter

1.      Observasi dan catat respon asupan makanan
2.      Sajikan makanan yang menarik dan merangsang selera makan
3.      Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering
4.      Berikan makanan hangat
5.      Kolaborasi dengan dokter


E.     Tindakan keperawatan

TINDAKAN KEPERAWATAN
Hari / Tgl
Jam
No. Dx
Tindakan
Respon
Paraf

Senin



























Selasa
























































Rabu
13:15







13:40











14:30







































07:00












08:00











09:00
3







1











2











2









3

















3












2











1


Memberikan makanan







Memberikan kompres dingin











Mengganti cairan infus











Mengobservasi tanda tanda vital









Memberikan makanan selagi hangat

















Memberikan makanan












Anjurkan klien banyak minum











Observasi tanda tanda vital
Ds :
klien mengatakan tidak nafsu makan.
Do :
Klien hanya menghabiskan 2- 4 sendok makan

Ds :
Klien mengatakan mau dikompres
Ds:
Klien tampak nyaman
TD  : 120/70mmHg
S     : 38OC
RR   : 20x/menit
N     : 80x/menit


Ds :
Ibu klien mengatakan infus anaknya habis
Do :
-          Infusnya [ terlihat terisi
-          Infuse Ringer Laktat 40 tetes/menit

Ds:
Klien mengatakan semalam ia tidur nyenyak

Do:
Klien tampak segar
TD :120/70 mmHg
N    : 80 x/menit
S     : 36,5oC
RR  : 20x/menit

DS:
Klien mengatakan nafsu makannya meningkat
DO:
-          Klien tampak segar
-          Klien menghabiskan 4-8 sendok makan atau ½ porsi


DS:
Klien mengatakan ia sudah makan 1 porsi habis.
DO:
-          Klien terlihat makan 1 porsi habis
-          Klien terlihat lebih berenergi

DS:
Klien mengatakn ia sudah tidak kehausan lagi
DO:
-          Klien tampak berenergi
-          Klien tampak segar

DS:
Klien mengatakan sudah tidak demam lagi
DO:
Klien tampak segar





CATATAN PERKEMBANGAN
Hari / Tgl
Jam
No. Dx
Catatan perkembangan
TDD

senin



























Selasa
















Rabu








1











3









2





2






1









2





3





1

S : pasien mengatakan  sudah demam 3 hari
0 : keadaan umum Sedang
     Kesadaran Compos Metis
-          TD : 110/70 mmHg
-          S    : 86x/menit
-          N   : 38,5 OC
-          RR : 20x/menit
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
-          Berikan obat penurun panas
-          Berikan kompres dingin

S : pasien mengatakan tidak nafsu makan
O :
-          Klien tampak lemas
-          Klien tampak pucat
-          Klien hanya menghabiskan ½ porsi
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
-          Berikan makan sedikit tapi sering
-          Berikan makan selagi hagat

S : pasien mengatakan sering haus
O : pasien tampak lemas
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
-          Anjurkan pasien untuk minum yang cukup

S : pasien mengatakan masih haus
O : -pasien tampak lemah
      -Pasien terlihat banyak minum
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
-          Anjurkan klien banyak minum

S : pasien mengatakan suhu tubuhnya masih naik turun
0 : klien terlihat lebih baik
-          TD : 120/70mmHg
-          S    : 36,5oC
-          N   : 80x/menit
-          RR : 20x/menit
A  : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
-          Observasi ttv

S : klien mengatakan tidak haus lagi
O : -klien tampak berenergi
      -klien  tampak segar
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan

S : klien mengatakan ia sudah makan 1 porsi habis
O : -klien terlihat makan 1 porsi habis
      -klien terlihat berenergi
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan

S : klien mengatakan sudah tidak demam lagi
O : -klien tampak segar
      -klien lebih sehat
      -ibu klien terlihaat senang
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan



















BAB IV
Kesimpulan dan Evaluasi

1 komentar:

  1. The Best New Vegas Casinos - MJ Hub
    What casinos are 경상남도 출장샵 in Las Vegas 포항 출장마사지 in 2021? We review 강원도 출장샵 the best casinos in 사천 출장샵 Las 천안 출장안마 Vegas and show you which casinos have the best casinos.🎁 Top Casino: The Venetian Resort

    BalasHapus